Watch Jodoh 3 Bujang (2025) Streaming

Jodoh 3 Bujang (2025)

382160 votes, average 6.0 out of 10

Review Film Jodoh 3 Bujang (2025): Komedi Romantis Sarat Tradisi Bugis yang Hangat dan Menghibur

“Jodoh 3 Bujang” adalah film komedi romantis Indonesia terbaru garapan sutradara Arfan Sabran yang menyorot kisah tiga bersaudara: Fadly (Jourdy Pranata), Kifly (Christoffer Nelwan), dan Ahmad (Rey Bong). Mereka diminta oleh ayahnya untuk melangsungkan pernikahan secara serentak, atau yang biasa disebut “nikah kembar,” demi efisiensi biaya dan menjaga tradisi Bugis yang sudah melekat dalam keluarga mereka.

Namun masalah datang saat Fadly, yang sudah memiliki tunangan bernama Nisa (Maizura), harus menerima kenyataan bahwa Nisa dijodohkan ulang oleh orang tuanya dengan pria yang lebih mapan. Fadly pun berpacu dengan waktu mencari pasangan pengganti agar pernikahan kembar mereka tidak berantakan.


Sutradara dan Latar Budaya: Langkah Berani dari Dokumenter ke Fiksi

Arfan Sabran, sebelumnya dikenal lewat dokumenter bertema budaya seperti The Flame dan Inninawa, kini menjajal ranah fiksi. Ini adalah debut fiksinya, namun jejak dokumenter tetap terasa dalam penggambaran adat Bugis yang kuat, autentik, dan penuh makna.

Film ini berlokasi di Makassar dan menampilkan budaya Bugis-Makassar secara menyeluruh. Mulai dari logat, pakaian adat, hingga ritual dan simbol pernikahan seperti uang panai (mahar), semuanya ditampilkan dengan cukup detail meski tidak lepas dari beberapa catatan minor.


Kekuatan Cerita: Realita Sosial dalam Balutan Komedi

Salah satu kekuatan film ini adalah kemampuannya mengangkat realita sosial yang dekat dengan masyarakat—terutama isu perjodohan, tekanan sosial untuk menikah, dan pertentangan antara cinta dan kewajiban tradisi.

Cerita tentang pernikahan kembar karena alasan ekonomi mungkin terdengar asing di daerah urban, tapi cukup nyata dalam komunitas tertentu di Indonesia. Konflik batin Fadly sebagai anak pertama yang terhimpit ekspektasi keluarga menjadi benang merah film ini.

Tidak hanya itu, isu-isu seperti harga mahar yang tinggi, peran perempuan dalam pernikahan adat, dan dominasi orang tua dalam menentukan pasangan juga menjadi sorotan penting yang ditampilkan secara humanis.


Akting: Performa Solid dan Emosional

Jourdy Pranata mencuri perhatian sebagai Fadly. Ia berhasil membawakan karakter lelaki galau yang tertekan tradisi namun tetap berusaha rasional. Chemistry-nya dengan karakter Rifa cukup terasa walaupun tidak dibangun dengan banyak kilas balik.

Rey Bong dan Christoffer Nelwan melengkapi trio bujang ini dengan baik. Nelwan sendiri menandai comeback aktingnya setelah lama vakum sejak Athirah (2016). Akting Cut Mini dan Arswendy Bening Swara sebagai orang tua mereka juga sangat solid dan menyentuh.

Karakter pendukung seperti Musdalifah Basri sebagai Surti (asisten rumah tangga) menjadi scene stealer lewat humor-humor recehnya yang efektif, bahkan menyelamatkan beberapa bagian film yang mulai datar.


Komedi yang Campur Aduk: Antara Slapstick dan Satir Sosial

Komedi dalam film ini sangat beragam. Kadang slapstick dan kadang satir. Humor-humor lokal Makassar seperti dari duet Ariping dan Zakaribo memang menghibur bagi sebagian penonton, tapi untuk penonton non-Makassar, bisa jadi terasa terlalu “lokal” atau bahkan repetitif.

Sayangnya, tidak semua adegan komedi efektif. Beberapa terasa dipaksakan atau mengulur durasi. Tapi di sisi lain, ada juga momen yang benar-benar lucu dan mengundang tawa lepas karena konteks yang relatable.


Kekurangan: Logat, Pacing, dan Resolusi Cerita

Meskipun latar Makassar menjadi keunikan tersendiri, beberapa dialog menggunakan logat lokal terasa kurang konsisten, terutama saat dibawakan oleh aktor non-Makassar. Hal ini cukup mengganggu bagi penonton yang menginginkan autentisitas penuh.

Pacing film juga terasa tidak stabil. Babak pertama kuat dan padat, namun babak kedua cenderung berputar-putar dan kurang progresif. Penyelesaian konflik pun tampak tergesa, seolah ingin segera menyudahi cerita tanpa pengembangan karakter lebih lanjut.


Visual, Sinematografi, dan Musik

Secara teknis, film ini cukup rapi. Pengambilan gambar menangkap keindahan Makassar dengan baik, didukung oleh tone warna yang hangat. Musik latar dipilih sesuai dan menambah emosi di beberapa adegan penting.


Prediksi Platform Streaming: Akan Tayang di Mana?

Hingga artikel ini dirilis (28 Juni 2025), film Jodoh 3 Bujang belum tersedia di platform streaming. Namun mengacu pada pola distribusi film-film Starvision sebelumnya, besar kemungkinan film ini akan tayang di beberapa platform berikut:

  • Netflix Indonesia
  • Vidio
  • KlikFilm
  • Prime Video (Indonesia)

Kami menyarankan untuk terus memantau melalui JustWatch Indonesia agar tidak ketinggalan saat film ini tersedia secara resmi.


Kesimpulan: Layak Ditonton, Meski Belum Sempurna

Jodoh 3 Bujang adalah film yang menyenangkan, ringan, namun penuh makna. Meski ada kekurangan di sisi teknis dan narasi, film ini tetap layak ditonton untuk siapa saja yang ingin melihat bagaimana tradisi dan cinta saling berbenturan dalam masyarakat kita.

Sarat budaya, hangat, dan cukup menghibur—film ini membuktikan bahwa cerita lokal dengan konteks kultural yang kuat masih sangat relevan di tengah industri film yang semakin global.

Tertarik menyaksikan kisah perjodohan ala Bugis yang penuh komedi dan konflik keluarga? Jangan lupa untuk memantau ketersediaan streaming film Jodoh 3 Bujang melalui JustWatch Indonesia dan nantikan kehadirannya di platform favoritmu!

Posted on:
Year:
Duration: 107 Min
Country:
Release:
Language:Bahasa indonesia
Director: