Review Film Pamali: Tumbal (2025) – Horor Lokal yang Membelah Opini Penonton
Dirilis pada 2025, Pamali: Tumbal menjadi film ketiga dalam waralaba Pamali, melanjutkan tradisi horor yang mengangkat mitos dan budaya lokal. Disutradarai oleh Bobby Prasetyo dan ditulis oleh Evelyn Afnilia, film ini mengisahkan perjuangan Putri Dewi Kuncoro (Keisya Levronka) dalam menyelamatkan ibunya dari ancaman ilmu hitam yang melibatkan tumbal manusia.
Meski membawa ekspektasi tinggi setelah film keduanya dianggap meningkat kualitasnya, Pamali: Tumbal menuai reaksi beragam dari penonton. Ada yang mengapresiasi nuansa tegang dan komedinya, namun tak sedikit pula yang merasa film ini justru menjadi kemunduran besar.
Sinopsis Pamali: Tumbal
Kisah bermula di sebuah desa yang dihantui serangkaian kejadian misterius: wanita-wanita menghilang tanpa jejak, dan uang warga raib secara tak wajar. Saat ibu Putri mendadak hilang, ia bersama sahabatnya Kiki (Ummi Quary) dan Cecep (Fajar Nugra) menelusuri petunjuk yang mengarah ke hutan angker, pabrik terbengkalai, hingga sebuah rumah tua.
Rumah itu ternyata menjadi sarang dua makhluk gaib: tuyul dan kuntilanak hitam. Dari sinilah petualangan berbahaya dimulai, mempertemukan mereka dengan teror yang bercampur antara horor dan komedi.
Kekuatan Film
1. Akting Utama yang Menonjol
Keisya Levronka dianggap menjadi titik terang di film ini. Meskipun beberapa pemeran pendukung dinilai kurang maksimal, interaksi Cecep dan Kiki memberi warna komedi yang cukup segar di tengah atmosfer horor.
2. Desain Hantu dan Pemilihan Latar
Desain visual tuyul dan kuntilanak hitam, meski menuai kritik dari segi efek, tetap memiliki karakter yang unik. Pemilihan lokasi — mulai dari pabrik tua, hutan berkabut, hingga rumah reyot — membantu membangun suasana misterius.
3. Beberapa Jumpscare Efektif
Walau sebagian besar jumpscare terasa murahan atau mudah ditebak, ada beberapa adegan yang berhasil mengejutkan, seperti saat Kiki memotret ruangan kosong dan sosok kuntilanak hitam muncul tiba-tiba.
Kelemahan Film
1. Naskah yang Tergesa dan Dangkal
Banyak penonton merasa jalan cerita tidak memiliki fokus yang jelas, dengan motivasi karakter yang lemah. Plot bergerak lambat namun tanpa pengembangan berarti, sehingga klimaks terasa hambar.
2. Horor yang Gagal Menakutkan
Alih-alih membangun ketegangan, film ini terlalu mengandalkan suara keras untuk mengejutkan penonton. Hantunya sendiri dinilai lebih lucu daripada menyeramkan, terutama desain tuyul yang membuat beberapa penonton tertawa.
3. Komedi yang Tidak Selalu Tepat Tempat
Humor dalam film kadang mengurangi tensi horor yang sudah terbangun. Meskipun ada momen lucu, penempatannya sering terasa mengganggu alur cerita.
Perbandingan dengan Film Sebelumnya
Film pertama Pamali dikenal karena konsepnya yang kuat meski eksekusinya sederhana, sedangkan film kedua dinilai lebih matang dan memuaskan. Sayangnya, Pamali: Tumbal justru dianggap “downgrade” oleh banyak penggemar. Beberapa bahkan menyebutnya sebagai “cash grab” yang dibuat hanya untuk menjembatani cerita menuju sekuel berikutnya.
Potensi dan Rencana Streaming di Indonesia
(Diperbarui pada: 10 Agustus 2025)
Saat artikel ini ditulis, Pamali: Tumbal belum tersedia di platform streaming resmi di Indonesia. Namun, berdasarkan tren perilisan film horor lokal sebelumnya, kemungkinan besar film ini akan hadir di:
-
Netflix Indonesia – sering menjadi rumah bagi film horor lokal populer
-
Prime Video – kerap merilis film bioskop Indonesia setelah 3–6 bulan penayangan
-
Disney+ Hotstar – beberapa film horor Indonesia juga masuk katalog mereka
-
MAXstream atau Vidio – opsi lokal yang cukup sering menayangkan film Indonesia pasca-bioskop
Untuk memantau ketersediaannya, Anda bisa mengecek halaman Pamali: Tumbal di JustWatch:
🔗 Lihat status streaming di JustWatch
Kesimpulan
Pamali: Tumbal adalah film horor yang membelah opini penonton. Ia menawarkan beberapa momen menegangkan dan komedi yang menghibur, namun terjebak dalam eksekusi cerita yang dangkal dan formula horor klise. Bagi penggemar waralaba ini, film ini mungkin tetap layak ditonton untuk melengkapi cerita. Tetapi bagi penonton horor yang mencari pengalaman benar-benar menyeramkan, film ini mungkin tidak memenuhi ekspektasi.