Review Film Kitab Sijjin & Illiyyin (2025): Drama Santet yang Intens, Gore Sadis, dan Akting Kelas Wahid
Disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu, dan ditulis oleh Lele Laila bersama penulis asal Turki Ersan Özer, Kitab Sijjin & Illiyyin (2025) melanjutkan tren film horor lokal bertema santet dengan pendekatan yang sedikit berbeda.
Film ini mengikuti kisah Yuli (Yunita Siregar), seorang perempuan yang sejak kecil mengalami kehidupan kelam. Orang tuanya meninggal secara misterius akibat kerasukan dan kekuatan gaib. Dituduh sebagai anak selingkuhan, Yuli tumbuh di bawah asuhan Ambar (Djenar Maesa Ayu), istri sah ayahnya yang memperlakukannya tak ubahnya seperti pembantu. Bertahun-tahun hidup dalam tekanan, penghinaan, dan kekerasan verbal, akhirnya Yuli memilih jalur terlarang: balas dendam lewat santet.
Dengan bantuan seorang dukun, ia melakukan ritual berbahaya yang mewajibkannya memasukkan nama korban ke dalam jasad yang masih segar. Jika gagal dalam waktu satu minggu, konsekuensi mengerikan siap menantinya.
Pendekatan Cerita: Klasik Tapi Intens
Cerita Kitab Sijjin & Illiyyin memang tidak membawa tema baru bagi penonton horor Indonesia. Kita sudah familiar dengan narasi “santet karena dendam”, namun yang membedakan film ini adalah penyajian emosional dan atmosfer gelap yang sangat intens.
Plotnya berisi konflik keluarga klasik, dengan drama internal yang kuat. Tapi penggambaran luka batin Yuli yang perlahan-lahan berubah menjadi amarah sungguh memikat—meski pengembangan karakternya terasa terlalu cepat dan sedikit terburu-buru di awal.
Akting dan Karakter: Kawai Labiba & Yunita Siregar Curi Perhatian
Salah satu kekuatan utama film ini ada pada akting para pemainnya. Khususnya Yunita Siregar, yang sukses tampil gila, penuh dendam, dan emosional sebagai Yuli. Penonton benar-benar dibuat simpati sekaligus takut dengan transformasi karakternya.
Tak ketinggalan Kawai Labiba sebagai Tika, menjadi karakter muda yang mencuri perhatian. Ia tampil natural, emosional, dan menjadi jangkar moral dalam kisah yang penuh kekerasan ini.
Dinda Kanya Dewi sebagai Laras juga tampil meyakinkan sebagai antagonis yang menyebalkan. Kombinasi emosi dari ketiga tokoh perempuan ini menjadi fondasi dramatis yang kuat sepanjang film.
Teknis: Sinematografi, Gore, dan Scoring yang Meningkat Tajam
Secara teknis, Kitab Sijjin & Illiyyin menunjukkan peningkatan signifikan dari film-film sebelumnya yang digarap Hadrah. Elemen gore cukup kreatif dan tidak terasa murahan. Meskipun tidak sebrutal karya Timo Tjahjanto, adegan sadisnya terasa “nendang” berkat pengambilan gambar dan efek tata rias yang rapi.
Scoring dan sound design juga layak diacungi jempol. Meski beberapa jumpscare terkesan generik, namun atmosfer horor tetap terasa mencekam, terutama pada adegan-adegan ritual dan kematian berantai dalam keluarga Ambar.
Kekurangan: Plot Terlalu Klise dan Pacing Kurang Rapi
Beberapa kekurangan cukup mencolok. Plot terasa terlalu sinetron dan klise, dengan pacing yang tergesa-gesa. Motivasi Yuli untuk berubah dari korban menjadi pelaku balas dendam terasa kurang mendalam. Penonton tidak diberikan waktu yang cukup untuk meresapi luka batin Yuli secara bertahap.
Selain itu, meskipun judul film ini menyebut dua kitab penting dalam ajaran Islam, “Sijjin” dan “Illiyyin”, konteksnya tidak benar-benar dijelaskan dalam narasi. Koneksi antara judul dan isi cerita terkesan tempelan belaka.
Streaming dan Ketersediaan Online
Saat ini, Kitab Sijjin & Illiyyin (2025) belum tersedia secara resmi di layanan streaming, baik di Indonesia maupun secara global. Namun, mengingat film ini diproduksi oleh Rapi Films—rumah produksi yang sebelumnya merilis banyak film horor ke platform digital seperti:
-
Netflix Indonesia
-
Disney+ Hotstar
-
Prime Video
-
Vidio
-
KlikFilm
Ada kemungkinan besar film ini akan segera tayang di salah satu platform tersebut, terutama Netflix atau Vidio, yang cukup aktif mengakuisisi film-film lokal horor terbaru.
Untuk update ketersediaan streaming resmi, Anda bisa pantau langsung melalui:
👉 JustWatch Indonesia – Kitab Sijjin & Illiyyin (2025)
Penutup: Santet, Dendam, dan Gore yang Menghibur
Kitab Sijjin & Illiyyin (2025) bukan film horor revolusioner, tapi layak ditonton bagi pecinta genre horor Indonesia yang menginginkan adegan sadis, atmosfer gelap, dan konflik keluarga yang intens. Jangan terlalu berharap pada plot yang rumit atau narasi mendalam, tapi nikmati sajian visual dan akting yang solid dari deretan cast-nya.
Jika Anda pencinta film horor lokal dengan bumbu melodrama, atau sekadar mencari tontonan seru untuk akhir pekan, film ini cukup memenuhi ekspektasi. Terutama karena visualnya yang niat dan beberapa akting yang mencuri perhatian.
Ayo Pantau dan Tonton!
Sudah siap menyaksikan ritual santet penuh darah dan dendam ini?
Tunggu kehadiran Kitab Sijjin & Illiyyin (2025) di platform streaming favorit kamu dan pantau terus info rilisnya di JustWatch.
Sudah nonton di bioskop? Bagikan pendapatmu di kolom komentar—siapa karakter yang paling bikin kamu merinding?